Feeds:
Pos
Komentar

setelah kau pergi..

sudah hampir seminggu ini aku menjalani kehidupan djogja sendirian.. :(( kembali menjadi single fighter! sholat sendiri, makan sendiri, kemana2 sendiri, etc bla bla bla. awalnya si berat banget, tapi kok ampe skrg masih berat juga ya?? hwaaaaa, bener2 nangis gembeeel setiap hari [kata dt]! Lanjut Baca »

MyWed

-Pernikahan Tian & Ayub-

Dengan memohon rahmat dan ridho Allah SWT, perkenankanlah kami:

Tian Hapsari Putri Kinasih (Tian)
dan
Soleh Udin Al Ayubi (Ayub)

untuk mengikuti sunnah Rasul-Mu membentuk keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah, dan diberkahi Allah

dalam pernikahan yang InsyaAllah diselenggarakan pada :

Akad nikah 10 Mei 2008 pukul 16.30 WIB
di Jalan Lawu No.22
Kediri
Jawa Timur

Resepsi 11 Mei 2008 pukul 11.00-13.00 WIB
di AULA Muktamar
Pondok Pesantren Lirboyo
Kediri Jawa Timur

sleepless! berangkat pagi2 pulang kosan malem2! hiks, begini to ternyata rasanya menjalani profesi ganda?! padahal 2 minggu jg belum genap, tapi kok udah capeeek bgt rasanya! apakah karena ‘gendongan’ saya yach?! atw karena masih kebawa pola hidup saya yg dulu?? perasaan melihat temen2 yg berrpofesi ganda juga, kok beda yaa?? mereka enjoy2 aja tuh! hiks, kenapa saya tidak bs seperti merekaa?????????????????????? nangis gembel mode ON!

my time is running out

buatku, akhir2 ini  waktu sepertinya terlalu cepet berlari! apakah saya terlalu “betah dan enjoy” ddunia ini?? na’udzibillah! ALlah, ampuni hamba-Mu..

Assalamu’alaykum…

Teruntuk calon suamiku…

Cinta adalah energi. Energi cintalah yang bisa memunculkan dinamika hidup yang begitu membahagiakan. Mencintai dan dicintai adalah dua kata yang menjadi bahan bakar semangat setiap orang untuk bisa menyikapi berbagai medan hidup. Maka, keduanya harus selalu ada dalam hidup seseorang…

Pada dasarnya cinta berasal dari jiwa yang bahagia. Dan kebahagiaan berasal dari kadar pengetahuan kita terhadap diri sendiri. Kebahagiaan pabriknya di dalam sanubari kita sendiri…

Seperti bunga, cinta sejati takkan mampu menyembunyikan semerbak wanginya.. Eksistensi cinta mengejawantahkan dalam kelembutan, kecerdasan, perbaikan diri, kesalihan dan tentu keikhlasan…

Rasa risau, dalam tatanan Islam adalah awal dari rasa ketergantungan kepada sumber-sumber rasa aman. Dan, sumber utama rasa aman itu adalah Allah, Yang Maha Kuat lagi Maha Melindungi. Dengan risau adalah sebuah proses produktif seseorang dalam berinteraksi dengan Tuhannya. Mereka risau dan karenanya mereka menangis. Mereka menangis dan karenanya mereka berharap…

Berharaplah hanya kepada–Nya, karena kebahagiaan, ketenangan dan ketentraman hati kita adalah hanya bergantung pada–Nya. Apa yang TELAH terjadi adalah satu episode hidup yang memang skenario-Nya untuk kita jalani. Apa yang SEDANG terjadi adalah penggalan episode yang memang belum berakhir dan harus kita hadapi. Dan apa yang AKAN terjadi nanti adalah sebuah misteri dan Rahasia–Nya untuk kita. Yang didalamnya ada sedih, senang, bahkan kita akan menemukan berbagai suasana dan karakter yang berbeda, juga mengejutkan. Bahkan mungkin kita akan berdecak kagum atas kebesaran–Nya. Tak ada yang sia-sia jika kita senantiasa ikhlas menjalaninya…

Manusia selalu memiliki impian indah akan masa depan, termasuk impian akan pasangan hidup yang sempurna. Serentetan kriteria ditetapkan saat menentukan calon pasangannya. Bisakah dibedakan antara realita dengan impian yang bisa jadi menjerumuskan???

Saat semua komponen sudah terpenuhi, namun harapan itu tetap tidak terwujud pula, maka iman haruslah memegang peranan. Yakinkan diri bahwa Allah Maha Tahu, Maha Mengetahui serta Maha Bijaksana. Bila memang harapan tidak sesuai dengan kenyataan, maka adukan pada Dzat Yang Memiliki segalanya. Bila tidak terwujud juga, SABARLAH…!! Allah pasti tidak akan menyia – nyiakan hamba-Nya… Bisa jadi kenyataan ini adalah terapi iman kita, bisa jadi kenyataan ini adalah tabungan amal di akhirat yang akan menggembirakan mata kelak, bisa jadi…

Teruskan berhusnudzon kepada-Nya, agar Dia juga terus mengiringi langkah kita dengan ridho-Nya. Serahkan semua pada-Nya dan janganlah kita cederai ketaqwaan kita dengan impian–impian yang akan menjerumuskan kehidupan kita kelak. Apakah lagi sejatinya kita harapkan dalam hidup di dunia selain ridho dan ampunan-Nya…

Amiieen… Lanjut Baca »

Pagi itu, secara ga sengaja aku nguping obrolan dua orang temen yang duduk di sebelahku, kurang lebih seperti ini :

A : semalem beberapa temen rock and roll ku maen ke tempat kerjaku, trus karena udah lama ga ketemu, ya kita ngobrol panjang lebar.

B : oh ya??

A : dari obrolan itu, ternyata salah seorang dari mereka ada yg mo lanjut sekolah ke luar negeri, dapet beasiswa. Keran deh pokoknya.

B : wah, asyik juga yach bisa dapet sekolah di luar. Jd pengen.. kayaknya kita udah berada di zona nyaman d.. ampe kadang tidak berpikir ke depan..

A : iya neh, hidup gw sekarang nyaman banget.. tempat kerja enak, kosan murah banget, uang listrik bisa dicicai, temen2 ok, kuliah gitu2 aja, kurang apa coba?? Kayaknya gw harus segera pindah dari tempat kosku d..

B : iya ya, aku juga gitu.. udah nyaman banget di jogja.. aku juga harus secepatnya keluar dari jogja neh..bukan aku namanya kalo bertahan di suatu kota lebih dari 5 taun..

A : kebayang ga diri kamu 5 taun ke depan?? Kayaknya kita udah harus mulai mimikirkan hal itu d..

B : gw seh 5 taun ke depan ngebayangin udah gawe di suatu kota, udah punya anak, ya paling engga satu lah..

Waks, jadi merasa tersindir.. ternyata mereka udah punya visi dan misi hidup 5 taun ke depan, at least sebuah gambaran meskipun masih abstrak.. lha saya?? Hehe, malunyaa.. kadang emang sebuah obrolan kecil di saat tak terduga, mau gak mau memaksa kita berpikir lebih jauh.. mau jadi apa seh kita ini?? Bukannya semua manusia diciptakan sebaik-baiknya dengan tujuan yang mulia??

Kalo temen2, kira2 kayak gimana seh gambaran kehidupan kalian 5 taun ke depan?? How about your next 5 years dreams?? Would you share it with me?? 😉

heLLo bLogers..

tianhapsari, biasa dipanggil tian, aDe, neng, ning.. lahir, tumbuh dan menghabiskan sebagian besar masa2 indah di Kediri, my lovely town.. sempet menghirup udara kota “parisj van java” tercinta selama 5 tahun, dan saat ini terdampar di yogyakarta yang makin hari makin panas!.. hoho, what a life! traveLLing, books, movies, and foods adaLah part of mylife! so, buat temen2 blogger yg punya hobbies & interests yang sama, silahkan mampir dan sharing “ilmu”-nya! monggoo..

Base on True Story..

Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah
senja bahkan sudah mendekati malam, Pak Suyatno (58 tahun),
kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yang sakit istrinya juga
sudah tua. Mereka menikah sudah lebih 32 tahun.
Mereka dikarunia 4 orang anak. Disinilah awal cobaan menerpa,
setelah istrinya melahirkan anak ke empat tiba2 kakinya lumpuh dan
tidak bisa digerakkan itu terjadi selama 2 tahun. Menginjak tahun ke
tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang
lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.
Setiap hari Pak Suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi,
dan mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja
dia letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian.
Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya
tersenyum, untunglah tempat usaha Pak Suyatno tidak begitu jauh dari
rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya
makan siang. Sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti
pakaian dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi
sambil menceritakan apa2 saja yg dia alami seharian.
Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi,
Pak Suyatno sudah cukup senang bahkan dia selalu menggoda istrinya
setiap berangkat tidur.
Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan
sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke empat buah
hati mereka, sekarang anak2 mereka sudah dewasa tinggal si bungsu yg
masih kuliah.


Pada suatu hari ke empat anak Pak Suyatno berkumpul dirumah orang
tua mereka sambil menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka
menikah sudah tinggal dengan keluarga masing2 dan Pak Suyatno
memutuskan ibu mereka dia yg merawat, yang dia inginkan hanya satu
semua anaknya berhasil.
Dengan kalimat yg cukup hati2 anak yg sulung berkata “Pak, kami
ingin sekali merawat ibu, semenjak kami kecil melihat Bapak merawat
ibu tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir Bapak. Bahkan
Bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu” .
Dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata2nya “Sudah yg
keempat kalinya kami mengijinkan Bapak menikah lagi. Kami rasa
ibupun akan mengijinkannya. Kapan Bapak menikmati masa tua Bapak
Dengan berkorban seperti ini kami sudah tidak tega melihat Bapak,
kami janji kami akan merawat ibu bergantian”.
Pak Suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak2
mereka.”Anak2ku Jikalau hidup di dunia ini hanya untuk nafsu,
mungkin Bapak akan menikah, tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian
disampingku itu sudah lebih dari cukup, dia telah melahirkan
kalian”.. sejenak kerongkongannya tersekat, “Kalian yg selalu
kurindukan hadir di dunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun
dapat menghargai dengan apapun. Coba kalian tanya ibumu apakah dia
menginginkan keadaanya seperti ini. Kalian menginginkan Bapak
bahagia, apakah batin Bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan
keadaanya sekarang. Kalian menginginkan Bapak yg masih diberi Allah
kesehatan dirawat oleh orang lain bagaimana dengan ibumu yg masih
sakit.” Sejenak meledaklah tangis anak2 Pak Suyatno.
Merekapun melihat butiran2 kecil jatuh dipelupuk mata Ibu
Suyatno…. dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu..
Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV
swasta untuk menjadi nara sumber diacara Islami Selepas shubuh dan
merekapun mengajukan pertanyaan kepada Pak Suyatno kenapa mampu
bertahan selama 25 tahun merawat istrinya yg sudah tidak bisa
apa2….disaat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yg hadir di
studio kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru
disitulah Pak Suyatno bercerita.
“Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta tapi dia tidak
mencintai karena Allah semuanya akan luntur. Saya memilih istri saya
menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan
sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati dan bathinnya bukan
dengan mata, dan dia memberi saya 4 orang anak yg lucu2..”
“Sekarang dia sakit berkorban untuk saya karena Allah..dan itu
merupakan ujian bagi saya. Sehatpun belum tentu saya mencari
penggantinya apalagi dia sakit. Setiap malam saya bersujud dan
menangis dan saya dapat bercerita kepada Allah”.
“Diatas sajadah..dan saya yakin hanya kepada Allah saya percaya
untuk menyimpan dan mendengar rahasia saya….”